Saya (dulu) selalu membeli album musik Indonesia di toko kaset/CD. Membeli di tempat ini artinya saya ke sana karena kemauan dan kesadaran membelanjakan uang untuk karya musik Indonesia. Tapi, dengan adanya perubahan cara dan tempat penjualan album musik Indonesia, mau tak mau saya harus mengikutinya.
Sekarang, saya harus mengikuti trend membeli album musik Indonesia di gerai restoran ayam goreng cepat saji atau toko buku berjaringan atau juga cara-cara lain. Hanya saja, saya tetap membeli karena kemauan saya. Saya tak mau terjebak promo yang sebenarnya akal-akalan agar saya membeli barang lain selain album musik Indonesia (CD). CD yang dijual di gerai restoran waralaba ayam goreng cepat saji yang terbungkus kata manis penjualnya, buat saya adalah persuasi agar pembeli ikut membelanjakan uangnya membeli produk utama mereka, ayam goreng. Masih mendingan di gerai restoran cepat saji pembelian album bisa dengan cara bundling (dengan membeli ayam goreng) atau non-bundling (boleh membeli CD saja). Continue reading